Tanur[1] (Jawi: تنور pinjaman Arab: تَنُّوْرٌ, rumi: tannūr diakar kata Akkadi 𒋾𒂟 tinūru lakuran tin bererti 'lumpur' dan nuro/nura bererti 'api'[2]) adalah sejenis ketuhar besar dilengkapi dengan penebatan haba mudah ubah agar dapat mencapai suhu tertentu untuk tujuan tertentu seperti pembakaran, pengeringan, pengerasan, atau perubahan kimiawi. Berbagai industri dan perdagangan memanfaatkan berbagai jenis dan bentuk tanur. Dua jenis utama:
- tanur masakan yang digunakan untuk membakar roti tempayan
- tanur untuk tujuan industri misalnya untuk mengolah tanah liat menjadi gerabah, batu bata, seramik dan lain-lain;[3] serta juga untuk memproses bijih logam, batu gamping, pembuatan simen, pengeringan kayu, dan sebagainya.
Tanur memasak
Tanur alat yang penting memasak roti pipih yang menjadi makanan seharian berbagai-bagai wilayah misalnya capati (di India), khubz (Jazirah Arab), lahoh (Somalia Utara, Jibuti, dan Yaman), lavash (Armenia), naan (Pakistan) dan sebagainya. Tanur-tanur ini lazim berbentuk seperti sarang lebah hampir tertutup kecuali lubang besar di depannya di mana bahan api seperti arang atau kayu api yang dinyalakan di dasar , sementara doh roti atau daging yang hendak dimasak dilekatkan pada dinding dalam tanur lalu boleh dimasakkan kepanasan permukaan serta bahang api yang membakar.[2] Suhu dalaman tanur idapat mencapai 480 °C (900 °F; 750 K), dan biasanya tanur pemasak ini dibiarkan terus menyala untuk waktu yang cukup lama.
Di samping itu juga, tanur boleh digunakan untuk memanggang daging seperti pada ayam tanur dari wilayah Punjabi, ayam tikka, dan kebab. Di Turkmenistan, tanur ini dipakai di antaranya untuk memasak samosa.
Tanur industri
Tanur-tanur untuk tujuan industri seperti pertukangan logam memanfaatkan tanur untuk menghilangkan bahan organik dari suatu sampel melalui pembakaran pada suhu 450–550 oC. Pembakaran berlangsung selama 4–8 jam. Nilai bahan organik yang dihilangkan dihitung melalui berat sampel sebelum pembakaran dikurangi dengan berat sampel setelah pembakaran.[4]
Tanur nyala
Tanur nyala atau tanur sumbu bakar digunakan untuk meleburkan logam ferro dan besi kasar dengan memanfaatkan ssuhu pembakaran. Peleburan dilakukan dengan menggunakan suu pembakaran dari hasil reaksi eksotermik yang mengurangkan nilai oksida-oksida logam bermangkin silikon dan aluminium;[5] silikon digunakan untuk menghasilkan ferro-molibden manakala aluminium digunakan untuk membuat ferovanadium, ferro-titanium, ferro-niobium, dan ferro-bor. Tanur ini juga dapat digunakan untuk membuat ferro-wolfram dan ferokrom, tetapi harus dalam keadaan tulen.[6]
Rujukan
- ^ Wilkinson, Richard James (1932). "tanur". A Malay-English dictionary (romanised). II. Mytilene: Salavopoulos & Kinderlis. m/s. 535.
- ^ a b Symons, Michael (2004). A History of Cooks and Cooking (dalam bahasa Inggeris). University of Illinois Press. m/s. 74–6. ISBN 978-0-252-07192-8.
- ^ "Brick making kilns" (PDF). Dicapai pada 2012-05-20.
- ^ Rustam, dkk. (ed) (2019). Pedoman Pengukuran Karbon di Ekosistem Padang Lamun (PDF). Bandung: ITB Press. m/s. 32. ISBN 978-602-0705-55-2.CS1 maint: extra text: authors list (link)
- ^ Kerkhoven 2019, m/s. 148.
- ^ Kerkhoven 2019, m/s. 149.
Daftar pustaka
- Kerkhoven, Sofyan Asmadiredja (2019). Elektro Metalurgi Besi-Baja dan Paduan Besi: Peleburan Besi, Baja dan Logam Non-Ferrous dalam Tanur-tanur Listrik/Elektro. Bandung: Alfabeta. ISBN 978-602-289-529-9.