Tano Ponggol | |
---|---|
Terusan Tano Ponggol | |
Sejarah | |
Tarikh pembinaan | 1906 |
Tarikh siap dibina | 1913 |
Tano Ponggol' (har. tanah putus),[1] terkadang disebut sebagai Tano Magotap (har. tanah terpotong), adalah sebuah terusan di Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir yang mulai dibangun pada Mac 1906[2] oleh Kolonial Belanda untuk memisahkan Pulau Samosir dengan Pulau Sumatra.[3] Kanal ini selesai dan dirasmikan pada tahun 1913 oleh Ratu Wilhelmina dan sempat dinamakan sebagai Terusan Wilhelmina.
Tanah yang dikeruk bertujuan agar air tasik toba yang berasal dari persisir [Silahisabungan, Dairi|Silalahi]] dapat melewati pergururan dan sebaliknya,seningga kapal-kapal dapat mengelilingi Tasik Toba.
Pada saat pengerukan itu, masyarakat Batak di Samosir diliputi oleh ketakutan bahwa pulau mereka akan tenggelam karena jalur roh yang menghubungkannya ke Pusuk Buhit dipotong. Untuk menenangkan masyarakat itu, L.C. Welsink dan pegawai-pegawainya duduk di bawah sebuah pohon di pulau itu.[4] Air danau yang mengalir melalui kanal Tano Ponggol disebut sebagai Aek Tano Ponggol, sedangkan jembatan yang dibangun di atas kanal untuk memudahkan transportasi darat dari Pulau Sumatra ke Pulau Samosir disebut Jambatan Aek Tano Ponggol.[1] Pada tahun 2022, Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera II memperlebar alur Tano Ponggol yang awalnya 25 meter menjadi 80 meter untuk kapal pesiar melewati kanal ini.<ref>"Diresmikan Presiden Jokowi, Jembatan Aek Tano Ponggol Buka Peluang Pengembangan Pariwisata Samosir". Sahabat PU. 25 Agustus 2023. Dicapai pada 26 Maret 2024. Check date values in: |access-date=
dan |date=
(bantuan)
Rujukan
- ^ a b Simanjuntak, B.A.; Hasyim, Hasmah; Turnip, A.W.; Purba, Jugat; Siahaan, E.K. (1979). Sistim Gotong Royong Dalam Masyarakat Pedesaan Daerah Sumatera Utara (dalam bahasa Indonesia). Direktorat Jenderal Kebudayaan. m/s. 114–115.
- ^ Malau, Gens G. (1997). Lopian Boru Sinambela: Gadis Pejuang dari Tanah Batak (dalam bahasa Indonesia). Yayasan Taotoba Nusabudaya & Partukkoan Dalihan Natolu. m/s. 113. ISBN 978-979-8950-04-9.
- ^ Malau, Gens G. (1995). Adat Istiadat Batak (dalam bahasa Indonesia). m/s. 9.
- ^ Castles 1972, m/s. 34.