Rencana ini memerlukan kemas kini dalam Bahasa Melayu piawai Dewan Bahasa dan Pustaka. Silalah membantu. Anda boleh rujuk: Laman Perbincangannya • Dasar dan Garis Panduan Wikipedia • Manual Menyunting |
Slobodan Milošević [slo-bo-dan mi-lo-syé-vic] (Cyril Serbia: Слободан Милошевић ; 20 Ogos 1941 – 11 Mac 2006) ialah seorang ahli politik dari Yugoslavia. Beliau berkhidmat sebagai Presiden Republik Serbia dari 1989 sehingga 1997 serta Presiden Republik Persekutuan Yugoslavia dari 1997 sehingga 2000.
Pada 1999, Milošević dibicarakan Tribunal Jenayah Antarabangsa untuk bekas Yugoslavia atas dakwaan pelakuan jenayah berkaitan Perang-Perang Bosnia, Cratia dan Kosovo.[1] Milošević meletakkan jawatan hasil dakwaan tersebut serta protes rakyat Yugoslavia berikutan keputusan pilihan raya presiden yang penuh kontroversi pada 24 September 2000; malah dia ditahan atas pihak berkuasa sana atas dakwaan rasuah, penyalahgunaan kuasa serta penyelewengan wang setahun kemudian.[2][3] Siasatan pertama yang dilakukan terbantutu kerana ketiadaan bukti kukuh, lalu menyebabkan Zoran Đinđić mengarahkan ekstradisinya serta pembicaraan atas kesalahan jenayah perang.[4] Slobodan meninggal dunia dalam tahanan di Den Haag.
Awal hidup
Slobodan lahir dan dibesarkan di Požarevac ketika pihak Berikat menyerang dan menduduki Kerajaan Yugoslavia semasa Perang Dunia Kedua. Ayahnya merupakan seorang agamawan Gereja Ortodoks Serbia[5] manakala ibunya Stanislava (nama keluarga asal: Koljenšić [kol-yén-syic]), merupakan seorang guru dan ahli aktif dalam Parti Komunis Serbia. Mereka berpisah tidak lama setelah berakhirnya Perang Dunia Kedua - Svetozar membuunh diri pada 1962[6] manakala Stanislava bunuuh diri pada tahun 1972.[7] Abangnya Borislav merupakan seorang diplomat.[8][9]
Milošević menjadi bidang perundangan di Sekolah Perundangan Universiti Beograd, di sana dia turut mengetuai ketua jawatankuasa ideologi sayap pelajar Liga Komunis Yugoslavia. Setelah dia lulus dari universiti tersebut pada tahun 1966, dia menjadi penasihat ekonomi kepada Branko Pešić, datuk bandar Beograd.
Pada tahun 1969, Slobodan menjadi wakil CEO Tehnogas, sebuah perusahaan dengan Stambolić sebagai CEO-nya. Ketika Stambolić menjadi pemimpin Partai Komunis Serbia (1973), Milošević menggantikannya sebagai CEO Tehnogas. Ia bekerja di sana hingga 1978 ketika beliau menerima jabatan sebagai ketua Beogradska Banka (Bank Beograd). Sesekali beliau tinggal di New York sebagai perwakilan resmi bank itu di luar negeri, dan akhirnya beliau meninggalkannya pada 1983 untuk mengabdikan dirinya sepenuhnya dalam politik.
Kerjaya politik awal
Pada April 1987 Milošević muncul sebagai kekuatan yang menonjol dalam politik Serbia. Posisi politiknya kadang-kadang disebut nasionalis, meskipun sosialisme dan internasionalisme juga kadang-kadang menjadi ciri ideologinya. Belakangan tahun itu, ketika berbicara di depan khalayak segolongan masyarakat Serb di Kosovo yang berkumpul untuk memprotes keganasan polis, Slobodan memidato dengan yakinnya kepada mereka bahwa "Tak seorangpun yang boleh memukul kalian!". Pernyataan ini ditafsirkan para kritiknya sebagai petunjuk dari nasionalismenya. Yang lainnya mengklaim bahwa, sebagai wakil politik, beliau memberikan keyakinan kepada massa bahwa beliau tidak akan membiarkan pelanggaran terhadap hak-hak asasi mereka terabai begitu saja . Namun itu adalah kali pertama sejak Perang Dunia II bahwa seorang pejabat Partai Komunis secara terbuka memihak suatu kelompok etnis tertentu. Stambolić belakangan berkata bahwa "beliau menganggap hari itu sebagai akhir dari Yugoslavia".
Sementara itu, Stambolić terpilih sebagai pemimpin partai dari bagian Serbia dari Liga Komunis. Pada September 1987, beliau menjadi Presiden Serbia. Ia mendukung Milošević dalam pemilihan sebagai ketua partai yang baru, dan hal ini menimbulkan rasa cemas di antara para tokoh senior partai. Selama tiga hari Stambolić membela Milošević sebagai pemimpin, dan berhasil memenangkannya dengan undian tipis. Ini adalah pemilihan yang paling ketat dalam sejarah pemilihan internal Partai Komunis Serbia.
Dragiša Pavlović, pengganti Milošević yang cukup liberal di pucuk pimpinan Komite Beograd partai, menentang kebijakan Milošević terhadap orang-orang Serbia Kosovo. Ia menyebutnya "janji yang diberikan dengan terburu-buru". Berlawanan dengan nasihat yang diberikan Stambolić, Milošević mengecam Pavlović yang dianggapnya terlalu lunak terhadap kaum radikal Albania. Pada 23 September dan 24, selama sebuah sesi Komite Sentral Komunis yang berlangsung 32 jam yang disiarkan langsung di televisi negara, Milošević berhasil membuat Pavlović tersingkir. Karena merasa malu dan tertekan oleh para pendukung Milošević, Stambolić mengundurkan diri beberapa hari kemudian.
Pada Februari 1988, pengunduran diri Stambolić dinyatakan resmi, dan memungkinkan Milošević mengambil jabatannya sebagai Presiden. Dua belas tahun kemudian, pada musim panas 2000, Stambolić diculik; mayatnya ditemukan pada 2003 dan Milošević dituduh telah memerintahkan pembunuhannya. Pada 2005, sejumlah anggota polisi rahasia dan gang kriminal Serbia dinyatakan bersalah di Beograd atas sejumlah pembunuhan, termasuk pembunuhan Stambolić.
Milošević menghabiskan sebagian besar tahun 1988 dan 1989 untuk memusatkan perhatian pada politiknya di sekitar "masalah Kosovo ". Bawahannya menyelenggarakan demonstrasi-demonstrasi umum – apa yang disebut "revolusi anti birokrat " – yang menyebabkan tersingkirkannya pimpinan terpilih Vojvodina (6 Oktober 1988), Montenegro (10 Januari 1989) dan akhirnya Kosovo sendiri (pada Februari-Maret 1989). Azem Vlasi, pemimpin mayoritas Kosovo Albania, ditangkap; campur tangan polisi khusus pada pemogokan para buruh tambang Stari trg yang terjadi kemudian menyebabkn kematian 32 orang.
Pada 28 Maret 1989, Dewan Nasional Serbia, di bawah kepemimpinan Milošević, mengamendemen Konstitusi Republik Sosialis Serbia dan mengurangi otonomi dua provinsinya. Tiga bulan kemudian, pada Vidovdan (hari St. Vitus) dan peringatan ke-600 Pertempuran Kosovo, Milošević berbicara di depan kerumunan besar rakyat yang berkumpul di tempat yang konon merupakan tempat berlangsungnya pertempuran itu. Di antaranya beliau mengatakan:
"Kita kembali terlibat di dalam pertempuran dan menghadapi pertempuran. Bukan pertempuran bersenjata, meskipun tidak berarti pertempuran bersenjata tidak akan terjadi."
Kata-kata ini dianggap secara umum sebagai permulaan resmi dari kampanye nasionalis Serbia, sebuah unsure yang menentukan dari Perang Yugoslavia yang pecah beberapa tahun kemudian. Para pembela Milošević mengklaim bahwa pidato itu mengagung-agungkan kesatuan di antara semua rakyat di Serbia, sambil menunjukkan kepada pernyataan-pernyataan lain di dalam pidato Milošević seperti misalnya:
"Pada dasarnya, seluruh negara kita ini harus dibangun berdasarkan prinsip-prinsip seperti itu. Yugoslavia adalah sebuah komunitas multi nasional dan beliau hanya dapat bertahan di bawah kondisi-kondisi kesetaraan penuh bagi semua bangsa yang hidup di dalamnya." "Hubungan-hubungan yang sederajat dan harmonis di antara bangsa-bangsa Yugoslavia adalah syarat yang perlu bagi keberadaan Yugoslavia dan agar negara ini dapat keluar dari krisis ini."
Milošević menutupnya dengan mengatakan:
"Biarlah kenangan heroisme Kosovo hidup selama-lamanya! Hidup Serbia! Hidup Yugoslavia! Hidup perdamaian dan persaudaraan antara semua bangsa!"
Slobodan Milošević mula-mula terpilih sebagai Presiden Serbia oleh Dewan Nasional pada 1989.
Sebagai Presiden Serbia
Pada Kongres ke-14 Liga Komunis Yugoslavia pada Januari 1990, delegasi Serbia pimpinan Milošević mendesak agar Konstitusi 1974 yang mengandung dasar yang memberikan kekuasaan kepada republik-republik Yugoslavia dikembalikan berbanding pilihan dasar "satu orang, satu undi" yang dipertimbangkan pada ketika itu, pilihan kedua ini dikhuatiri delegasi tersebut akan menyusahkan penduduk bangsa Serbia yang majoritas. Hal ini menyebabkan delegasi Slovenia dan Croatia (masing-masing dipimpin Milan Kučan dan Ivica Račan) meninggalkan Kongres sebagai protes dan menandai memuncaknya perpecahan dalam partai yang berkuasa di Yugoslavia.
Milošević memimpin peralihan Liga Komunis Serbia menjadi Partai Sosialis Serbia (Juli 1990) dan diterimanya sebuah Konstitusi Serbia yang baru (September 1990) yang memungkinkan diadakannya pilihan raya langsung dengan presiden yang memiliki kekuasaan yang lebih besar. Milošević kemudian terpilih kembali sebagai presiden dari Republik Serbia dalam pilihan raya langsung Desember 1990 dan Desember 1992.
Dalam pilihan raya parlementer pertama yang bebas pada Desember 1990, Partai Sosialis Milošević menang dengan undian sebanyak 80.5%. Etnis Albania di Kosovo pada umumnya memboikot pilihan raya itu, dan praktis melenyapkan oposisi yang paling sedikitpun yang dihadapi Milošević sebelumnya. Milošević sendiri memenangkan pilihan raya kepresidenan dengan peratusan undian yang jauh lebih besar lagi.
Naiknya Milošević ke panggung kekuasaan terjadi di tengah-tengah berkembangnya nasionalisme di semua republik bekas Yugoslavia setelah runtuhnya pemerintah komunis di seluruh Eropah Timur; Slovenia memilih sebuah pemerintahan nasionalis di bawah Milan Kučan manakala Croatia memilih hala tuju sama dengan Franjo Tuđman. Kaum politikus Bosnia juga berorientasi nasionalis.
Yugoslavia yang sosialis pada waktu itu diperintah oleh sebuah Kepresidenan dengan delapan orang anggota dan empat di antaranya cenderung mendukung gagasan-gagasan Slobodan Milošević (seperti misalnya pengumuman undang-undang darurat), sementara empat lainnya cenderung menentang. Karena keputusan-keputusan penting pada akhirnya macet, kepala negara pun tidak berfungsi.
Pada Juni 1991, Slovenia dan Croatia memisahkan diri dari federasi, diikuti oleh republik Makedonia (September 1991) dan Bosnia dan Herzegovina (Maret 1992). Minoritas Serbia yang besar di Croatia (580.000) dan Bosnia (1,36 juta) menuntut untuk tinggal di Yugoslavia berdasarkan hak untuk memutuskan nasib sendiri yang diklaim oleh tetangga-tetangga Croatia dan Muslim (Bosniak) mereka.
Orang-orang Serbia di Croatia mulai mengorganisasi otonomi mereka sendiri sejak pertengahan 1990, dan mereka didukung dalam hal ini oleh pemerintah Yugoslavia. Sepanjang 1991 dan awal 1992, bersama-sama dengan Tentera Rakyat Yugoslavia, mereka terlibat dalam perang melawan pemerintah Croatia. Pemimpin Serbia pertama di Croatia, Milan Babić, telah menyatakan bahwa Milošević bertanggung jawab untuk semua ini, sementara penggantinya Goran Hadžić secara terbuka membanggakan dirinya bahwa dia adalah "perpanjangan tangan Slobodan Milošević".
Pada 1992, hal serupa terjadi di Bosnia dan Herzegovina, ketika Tentara Rakyat Yugoslavia memindahkan sebagian besar pasukan-pasukannya ke sana. Pada 1995, Milošević ikut perundingan dalam Kesepakatan Dayton atas nama orang-orang Serbia Bosnia (sama halnya dengan apa yang dilakukan Tuđman untuk orang-orang Croatia Bosnia). Ketika perjanjian itu akhirnya menghentikan peperangan di Bosnia, Milošević dipuji oleh Dunia Barat sebagai salah satu tiang perdamaian Balkan.
Sebagai Presiden Yugoslavia
Semasa Perang Yugoslavia
Penahanan dan pembicaraan di Den Haag
Milošević didakwa oleh Tribunal Jenayah Antarabangsa untuk bekas Yugoslavia Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu pada Mei 1999 sewaktu meletusnya Perang Kosovo atas dakwaan jenayah terhadap kemanusiaan. antara dakwaan kesalahan yang dilakukan termasuk pembasmian kaum serta subahat ke atasnya. pembuangan, pembunuhan, tahanan atas sebab politik, kaum dan agama, penyeksaan serangan ke atas orang awam, serta kemunsahan harta benda dan institusi awam dan bersejarah.[10][11]
Milošević dijumpai mati dalam sel penjaranya di pusat tahanan kawasan Scheveningen, Den Haag pada 11 Mac 2006.[12][13] Bedah siasat yang dilakukan ke atas mayatnya mendapati bahawa dia meninggal dunia akibat komplikasi sakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Rujukan
- ^ "Milosevic charged with Bosnia genocide". BBC. 23 November 2001. Dicapai pada 20 June 2011.
- ^ "Slobodan Milosevic to Stand Trial in Serbia" (transcript). CNN. 31 March 2001. Dicapai pada 21 January 2012.
- ^ "Milosevic arrested". BBC. 1 April 2001. Dicapai pada 23 May 2010.
- ^ Gall, Carlotta (1 Julai 2001). "Serbian Tells of Spiriting Milošević Away". The New York Times. Dicapai pada 24 Julai 2008.
- ^ "Find-a-Grave website". Findagrave. 14 March 2006. Dicapai pada 30 May 2011.
- ^ Slobodan Milosevic and the Destruction of Yugoslavia – Louis Sell. Google Books. 22 February 2002. ISBN 9780822332237. Dicapai pada 21 January 2012.
- ^ Slobodan Milosevic. Google Books. 2002-02-22. ISBN 9780822332237. Dicapai pada 30 May 2011.
- ^ "Borislav Milosevic: Diplomat who defended his brother Slobodan". The Independent. 2013-02-01. Dicapai pada 2013-02-02.
- ^ "Borislav Milošević laid to rest in Montenegro". B92 News. 1 Februari 2013. Diarkibkan daripada yang asal pada 13 April 2014. Dicapai pada 2 Februari 2013. Unknown parameter
|deadurl=
ignored (bantuan) - ^ http://www.icty.org/x/cases/slobodan_milosevic/cis/en/cis_milosevic_slobodan_en.pdf
- ^ "TPIY : The Cases". ICTY. Dicapai pada 9 October 2011.
- ^ "Europe | Milosevic found dead in his cell". BBC News. 11 March 2006. Dicapai pada 21 January 2012.
- ^ Simons, Marlise; Smale, Alison (12 March 2006). "Slobodan Milosevic, 64, Former Yugoslav Leader Accused of War Crimes, Dies". The New York Times.