Rencana ini mungkin boleh dikembangkan melalui teks yang diterjemah daripada rencana yang sepadan dalam Wikipedia Bahasa Indonesia.
Klik [tunjuk] pada sebelah kanan untuk melihat maklumat penting sebelum menterjemahkan.
|
Raden Patah atau Praba atau Raden Bagus Hasan, mempunyai nama Cina Jin Bun (Hanzi: 靳 文, Pinyin: Jìn Wén) sehingga disebut juga Senapati Jimbun atau Panembahan Jimbun, dengan gelaran Sultan Syah Alam Akbar al-Fatah (1455 -1518), adalah pengasas dan Raja Jawa
Biografi
Raden Patah ialah putera kepada Sultan Abu Abdullah/Syarif Abdullah Umdatuddin bin Ali Alam Azmakhtan (raja Campa) bin Jamaluddin Al-Husain (Sayyid Husein Jamadil Kubra) bin Syarif Makhdum Mahmud Nasiruddin bin syarif Makhdum Jalaluddin Husain bin syarif Makhdum Ahmad Kabir bin syarif Makhdum Husein Jalaluddin al-Bukhori bin syarif Ali bin syarif Ja’far bin syarif Muhammad bin syarif Mahmud bin syarif Ahmad bin yarif Abdulloh bin syarif Ali al-Asyqori bin syarif Ja’far az-Zaki bin Jakfar Asshodiq bin Muhammad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin bin Al Hussein bin Sayyidatina Fatimah binti Muhammad Rasulullah SAW., manakala ibunya ialah keturunan Jawa. Dalam pemerintahannya, baginda banyak dibantu oleh para Walisongo yang sebilanganya berkerabat melalui jurai keturunan bapanya.
Ini disahkan oleh catatan Ulama, Sayyid dan Habaib seperti Sayyid Bahruddin Ba'alawi, Habib Muhsin Al-haddar, Sayyid Imaduddin Ustman Al-Bantani dan Al-Habib Hadi bin Abdullah Al-Haddar. Beberapa bukti kesayyidan Raden Fatah termasuk:
- Dinikahkan dengan Syarifah Asyiqah binti Sunan Ampel. Menurut hukum Munakahat dan Kafa'ah Syarifah, seorang Syarifah hanya sesuai dan dapat menikahi seorang Sayyid.
- Gelar keislaman Raden Patah dalam Serat Pranitiradya adalah Sultan Shah Alam Akbar. Dari segi antropologi, gelaran dan silsilah menunjukkan bahawa beliau merupakan Sayyid dari keluarga Azmatkhan. Gelaran Sultan pada masa itu hanya dapat diberikan dengan izin, pengakuan, dan pengesahan internasional dari Syarif Mekkah.
- Dalam catatan silsilah keluarga Syekh Ahmad Mutamakin dari jalur Kajen, leluhur Raden Patah ditulis sebagai Raden Patah Sayyid Ali Akbar.
- Menurut Sanad Riwayat dari Raden Haji Ahmad Dimyati dari KH. Abdul Haq, gelar Raden bermaksud Ruhuddin yang bermakna Roh Agama. Menurut Sanad Riwayat dari Haji Ahmad Dimyati dari KH. Huban Zen, gelar Raden bermaksud Rahadiyan yang bermakna lemah lembut dan Dermawan. Sanad Riwayat dari Raden Haji Ahmad Dimyati yang diperoleh dari KH. Amang Syihabuddin yang diterimanya dari KH. Aceng Mu'man Mansur Cimasuk menyatakan bahawa gelar Raden bermaksud Sayyid dan mereka yang bergelar Raden berkerabat atau satu nasab dengan Sunan Gunung Jati. Kesimpulannya, Gelar Raden bermaksud pertama, secara Nasab harus masuk jalur Sayyid, kedua, harus menjadi penghidup Agama dan ketiga, harus memiliki sifat lemah lembut dan Dermawan. Menurut Kitab Al Faatawi, Raden Patah diangkat menjadi Sultan oleh Sunan Gunung Jati.
- Menurut Sejarah Banten, Pendiri Demak bernama Cu Cu (Gan Eng Wan), putra (atau bawahan) mantan perdana menteri Tiongkok (Haji Gan Eng Cu) yang pindah ke Jawa Timur. Cu Cu mengabdi ke Majapahit dan berjasa menumpas pemberontakan Arya Dilah bupati Palembang. Berita ini cukup aneh karena dalam Babad Tanah Jawi, Arya Dilah adalah nama lain Arya Damar, ayah angkat Raden Patah sendiri. Selanjutnya, atas jasa-jasanya, Cu Cu menjadi menantu raja Majapahit dan dijadikan bupati Demak bergelar Arya Sumangsang.
Raden Patah memiliki dua orang putera, iaitu Pangeran Sekar Seda Lepen dan Pangeran Trenggono, serta bermenantukan Pati Unus dan Fatahillah. Baginda mangkat pada tahun 1518, dan digantikan oleh menantunya, Pati Unus
Didahului oleh: Kesultanan bermula |
Sultan Demak 1478—1518 |
Digantikan oleh: Pati Unus |