Rencana ini tidak memetik apa-apa sumber atau rujukan. |
Rencana ini mungkin perlu diwikikan untuk memenuhi mutu piawaian Wikipedia. |
Sejarah dan Perkembangan PPRU
Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga adalah Lembaga pendidikan Islam yang dikelola oleh Yayasan Perguruan Islam Raudhatul Ulum Sakatiga (YAPIRUS), berlokasikan di desa Sakatiga Kecamatan Inderalaya Kabupaten Ogan Ilir provinsi Sumatera Selatan. Tanggal 1 Agustus 1950, Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga didirikan, yang merupakan estafet perjuangan dari dua madrasah sebelumnya, yaitu Madrasah Al-Falah (1930) yang didirikan oleh KH. Abdul Ghani Bahri dan Madrasah Al-Shibyan (1936) yang didirikan oleh Kyai Abd. Rahim Mandung dan KH. Abdullah Kenalim. Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga telah berkiprah di tengah masyarakat dan sekarang (tahun 2016) telah memasuki usianya yang ke-66 tahun, dibawah kepemimpinan yaitu :
1. KH. Abdullah Kenalim (tahun 1950-1984)
2. KH. Hizbullah Abdul Muthollib (tahun 1984-1986)
3. KH. Tol’at Wafa Ahmad, Lc. (tahun 1986-2004)
4. KH. Abdul Karim Umar (tahun 2004- 2010).
5. KH. Tol’at Wafa Ahmad, Lc. (tahun 2010 – Sekarang)[1]
Sejarah perkembangan Pondok Pesantren Raudhatul Ulum (PPRU) Sakatiga dari embrio hingga keberadaannya saat ini, melalui 3 ( tiga ) fase sebagai berikut :
- Era Cikal Bakal ( 1930 -1950 M )
Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga merupakan salah satu pesantren yang cukup terkenal dan tersohor dikalangan masyarakat propinsi Sumatera Selatan. Pesantren ini merupakan estafet dari dua madrasah di desa Sakatiga sebelum zaman kemerdekaan Republik Indonesia. Madrasah Al-Falah dan Al-Shibyan merupakan cikal bakal berdirinya Pondok Pesantren Raudhatul Ulum.
Madrasah Al-Falah
Madrasah ini didirikan Oleh KH. Bahri bin Bunga pada tanggal 15 syawal 1348 H atau tahun 1930 M yang kemudian diteruskan oleh putra beliau KH. Abdul Ghanie Bahri. Madrasah ini banyak menghasilkan tokoh agama dan pemuka masyarakat yang tersebar di wilayah Sumatera Selatan dan sekitarnya.
Madrasah Al-Shibyan.
Pelopor berdirinya madrasah ini adalah seorang ulama besar di Propinsi Sumatera Selatan yaitu KH. Abd. Rahim Mandung dan KH. Abdullah Kenalim yang dirintisnya pada tahun 1936 M., 9 tahun sebelum Republik Indonesia diproklamasikan. Hidup dalam masa pergolakan kedua madrasah ini harus berhadapan dengan bermacam-macam tantangan dan hambatan khususnya dari pihak penjajah.
2. Era Lanjutan Perjuangan ( 1950-1986 M )
Tahun 1950 atas kesepakatan tokoh-tokoh masyarakat Sakatiga Inderalaya, propinsi Sumatera Selatan dibentuklah satu panitia khusus untuk melanjutkan dan menghidupkan kembali usaha-usaha yang pernah dirintis oleh madrasah Al-Falah dan Al-Shibyan sebelumnya. Tanggal 1 Agustus 1950 panitia tersebut menyepakati untuk mendirikan lembaga pendidikan formal yang diberi nama Sekolah Rakyat Islam (SRI), yang didalamnya mencakup Sekolah Menengah Agama Islam (SMAI) atau setara madrasah tsanawiyah, dari kedua nama ini (SRI dan SMAI) kemudian disederhanakan lagi menjadi sebuah lembaga yang bernama : Perguruan Islam Raudhatul Ulum Sakatiga (PIRUS) dan nama ini sekaligus dijadikan nama Yayasan Perguruan Islam Raudhatul Ulum Sakatiga (YAPIRUS) dengan Akte Notaris Aminus Palembang No. 21.A 1966. Dibawah YAPIRUS ini mulai diperjelas status/tingkatan pendidikan yang ada menjadi 4 ( Empat ) jenjang pendidikan formal yaitu :
1. Madrasah Tahdhiriyah ( TL )
Madrasah Tahdhiriyah merupakan madrasah yang paling dasar atau tingkatan paling rendah dalam kelembagaan ini.
2. Madrasah Ibtidaiyah ( MI )
Madrasah Ibtidaiyah adalah madrasah lanjutan dari madrasah Tahdhiriyah. Madrasah
ini terus tumbuh dan berkembang sehingga dikenal oleh masyarakat sebagai madrasah yang berhasil dalam membina anak didiknya. Selama menjalankan masa pendidikan santri dan santriwati diberikan pelajaran dengan metode yang variatif dan berkesinambungan oleh para pendidik, pengasuh dan juga para kyai senior. Mereka ditanamkan pembinaan akhlaq karimah, wawasan keislaman dan ilmu-ilmu umum serta berbagai keterampilan.
Prestasi yang mengembirakan disambutan hangat oleh pihak pemerintah, yang ditandai dengan PIAGAM PENDIDIKAN yang diberikan kepada madrasah ibtidaiyah oleh Jawatan Pendidikan Agama Jakarta pada tahun 1960. Madrasah Ibtidaiyah resmi didirikan pada tanggal : 1 Agustus 1950 M dengan No : 12 tahun 1945 jo. No : 4 tahun 1950 pasal 10 ayat 2.
3. Madrasah Tsanawiyah ( MTs)
Madrasah Tsanawiyah (MTs) ditempuh dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun. Madrasah Tsnawiyah ini berdiri tanggal 1 Oktober 1957, dan mendapatkan piagam pendidikan madrasah tingkat tsanawiyah dengan nomor : D.6.307.111.88 dan NSM : 212160212007.
4. Madrasah Aliyah ( MA )
Madrasah Aliyah (MA) berdiri tepatnya pada tanggal : 25 Oktober 1957, dan mendapatkan piagam pendidikan madrasah tingkat aliyah dengan dengan nomor : NPT.W.F.6.4.07.017.88 dan NSM : 312160212018.
Pada era kedua ini (1950-1986 M) PIRUS telah menunjukkan kemajuan yang mengembirakan baik fisik maupun non fisik. Hal ini didukung oleh data statistik jumlah siswa tahun 1967 yang mencapai 911 orang yang berasal dari berbagai penjuru Sumatera bagian Selatan dan daerah sekitarnya.
3. Era Penyempurnaan Dan Pengembangan (1986 s.d Sekarang)
Paska wafatnya pimpinan Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga, KH. Abdullah Kenalim pada tahun 1984, terjadilah kevakuman kepemimpinan untuk melanjutkan perjuangan. Pada tanggal 8 Agustus 1986 melalui musyawarah YAPIRUS Sakatiga menetapkan pimpinan (mudir) baru Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga yaitu Al-Ustadz KH. Tol’at Wafa Ahmad, Lc, yang baru kembali dari tempat tugasnya di Kedutaan Besar Saudi Arabia Jakarta untuk melanjutkan perjuangan. Beberapa langkah kebijakan cepat yang dilakukan beliau antara lain:
a. Membenahi stuktur keorganisasian yang ada di lingkungan Pondok Pesantren.
b. Meninjau kembali kurikulum yang berlaku sebelumnya dan menyempurnakannya dengan sistem terpadu antara kurikulum Pondok Modern Darussalam Gontor Jawa Timur, Pondok Pesantren Darunnajah Ulujami Jakarta dan Ma’ahid Islamiyah dalam dan luar negeri serta kurikulum Departemen Agama dan Departemen Pendidikan Nasional.
c. Menyempurnakan nama pondok yang semula bernama “Pondok Pesantren Perguruan Islam Raudhatul Ulum Sakatiga” menjadi Pondok Pesantren Radhatul Ulum (PPRU).
Selama kepemimpinan beliau PPRU memiliki 7 (tujuh) jenjang pendidikan formal dan masing-masing diberikan nama sebutan khusus sesuai dengan hasil musyawarah pengurus PPRU, yaitu : TAKIRU (Taman Kanak-Kanak Islam Raudhatul Ulum), MIRU (Madrasah Ibtidaiyah Raudhatul Ulum), MATSARU (Madrasah Tsanawiyah Raudhatul Ulum), MARU (Madrasah Aliyah Raudhatul Ulum), SMP-IT RU (Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Raudhatul Ulum), SMA-IT RU (Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Raudhatul Ulum) dan STITRU (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raudhatul Ulum). Serta 1 (satu) lembaga non formal yaitu : MATQULARU (Madrasah Tahfizhul Qur’an Lil Aulad Raudhatul Ulum).
Penyempurnaan dan penataan di berbagai sektor terus dilakukan dengan penuh perencanaan untuk meningkatkan kualitas dan daya saing serta untuk meraih cita-cita mulia. Diantara upaya yang dilakukan sebagai berikut :
a. Memperbaiki management (tata kelola) pondok pesantren.
b. Menyempurnakan arti “Pondok Pesantren” itu sendiri yang sebelumnya santri/wati tidak diasramakan (madrasah lepas). Tanggal 1 September 1986 dibukanya lokasi kampus A Pondok Pesantren Raudhatul Ulum dengan program awal menempatkan para santri di asrama (boarding school), asrama pertama yang diberi nama asrama Abu Bakar As-Siddiq.
c. Mengupayakan penambahan asrama santri, ruang belajar, perpustakaan, masjid, dapur, sarana olahraga, laboratorium, sumber air bersih, MCK dan lain-lain.
d. Menjalin hubungan dengan lembaga-lembaga pendidikan lain dan instansi-instansi untuk membangun kerjasama yang saling menguntungkan.
e. Menghimpun tenaga-tenaga pembina, pendidik yang profesional dan terampil serta berjiwa pejuang yang ikhlas dari kalangan generasi tua maupun generasi muda.
f. Menjadikan pesantren sebagai pusat dakwah Islamiyah dengan membuka pengajian untuk masyarakat di lingkungan pondok dan mengadakan Bi’tsah Ad-dakwah (safari dakwah) ke daerah-daerah pedesaan dengan melibatkan para asatidzah (guru-guru) dan santri-santri senior.
g. Mengupayakan sumber dana untuk kelangsungan hidup pondok dari swadaya murni, pengembangan ekonomi dan sumber-sumber yang halal dan tidak mengikat.
Alhamdulillah semenjak diterapkan sistem pondok pesantren secara utuh (boarding school), ketertarikan masyarakat semakin tumbuh, perhatian dan dukungan moral serta material diberikan kepada pondok ini. Itu terbukti dengan meningkatnya kuantitas dan kualitas PPRU dari tahun ke tahun.
Letak Geografis Raudhatul Ulum
Desa Sakatiga adalah sebuah desa yang terletak 40 km sebelah selatan kota Palembang, ibukota provinsi Sumatera Selatan. dan bisa ditempuh hanya satu jam perjalanan dari bandara internasional Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Jauh sebelum kemerdekaan RI desa ini dikenal dengan sebutan Mekkah Kecil, karena banyak ulama yang berasal dari Sakatiga belajar ilmu agama Islam di kota Mekkah.
Para ulama ini setelah pulang ke tanah air aktif mengajarkan dan menyebarluaskan agama Islam baik di desa Sakatiga sendiri maupun ke desa-desa lain dalam wilayah Sumatera Bagian Selatan. Aktifitas kegiatan belajar mengajar agama Islam ini di kalangan masyarakat Sumatera Selatan dikenal dengan sebutan Cawisan (halaqoh ta’limiyah). Pada awalnya para Ulama aktif mengadakan cawisan-cawisan tersebut di rumah-rumah mereka, kemudian akhirnya mereka tidak mampu lagi memenuhi permintaan masyarakat luas. Untuk memenuhi keinginan besar masyarakat untuk belajar ilmu agama maka akhirnya mereka mendirikan lembaga pendidikan Islam dalam bentuk madrasah-madrasah. Disinilah para pelajar datang dari berbagai penjuru daerah menuntut ilmu. Dari madrasah ini lahirlah Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga.
Pondok Pesantren inilah yang telah berjasa memberikan kontribusi dan manfaat kepada masyarakat disekitarnya baik dalam bentuk pencerahan kehidupan beragama, mencerdaskan kehidupan bermasyarakat, pembangunan budaya keislaman, pemberdayaan masyarakat dan kerjasama dalam pembangunan kesejahteraan dan ekonomi.
VISI, MISI dan TUJUAN
Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga sebagai lembaga pendidikan Islam, telah merumuskan visi, misi, tujuan dan program aksinya. Komponen-komponen tersebut sangat penting untuk memberikan arah dan motivasi serta kekuatan gerak bagi seluruh unsur yang terkait langsung dalam pengembangan PPRU. Visi, misi dan tujuan juga berfungsi untuk menyatukan fikrah, persepsi, cita-cita dan harapan-harapan yang diinginkan oleh semua pihak yang terlibat dalam proses pembangunan pengembangan pesantren. Keberhasilan, kemajuan dan keunggulan prestasi PPRU sangat tergantung pada sejauh mana misi yang diembannya dan program yang direncanakan dapat dipenuhi dan dilaksanakan.
A. Visi, Misi dan Tujuan
Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga adalah lembaga pendidikan Islam dengan visi, misi dan tujuan sebagai berikut :
1. Visi
Menjadi basis kaderisasi generasi terbaik (khoiru Ummah) yang bermanfaat luas dan berdaya saing global
2. Misi
a. Ta’lim
Menyelenggarakan kegiatan pengajaran secara utuh dan terpadu untuk menyiapkan dan mengembangkan sumber daya insani yang memiliki wawasan yang luas.
b. Tarbiyah
Menyelenggarakan pendidikan dan internalisasi nilai-nilai Islam kepada santri/wati sebagai proses pembentukan kepribadian menuju sumber daya insani yang memiliki kekokohan moral, kecerdasan emosional dan spiritual.
c. Dakwah
Menyelenggarakan kegiatan pembekalan dan pelatihan dakwah Islamiyah kepada santri/wati, sehingga dapat merangsang munculnya sumber daya insani yang memiliki kepekaan sosial dan mengambil bagian dalam menegakkan amar ma’ruf nahi munkar.
3. Tujuan
Memberikan bekal kemampuan dasar kepada santri/wati yang diperlukan bagi penumbuhan dan pengembangan diri sebagai Ulama ‘Amilin, Du’at Mukhlisin, dan zu’ama’ muttaqin menuju terbinanya generasi khoiru ummah.
Tujuan kelembagaan tersebut mendambakan profil lulusan PPRU yang memiliki kompetensi dasar yang dituangkan dalam 10 jati diri Sumber Daya Insani (SDI) santri Raudhatul Ulum sebagai berikut :
1. Beraqidah lurus
Memiliki kelurusan aqidah yang bersumber dan berasaskan kepada pemahaman yang benar terhadap Al-Qur’an dan As-Sunnah.
2. Beribadah benar
Tekun dan benar dalam beribadah sesuai dengan petunjuk yang disyariatkan kepada Rasulullah SAW.
3. Berakhlak mulia
Selalu tampil sebagai uswah hasanah yang bertumpu pada ketangguhan dan keterpujian akhlaq, sehingga mampu mengendalikan hawa nafsu dan syahwat.
4. Berdikari
Mempunyai kemampuan menunjukkan potensi dan kreativitasnya dalam dunia kerja.
5. Berpengetahuan luas
Senantiasa memanfaatkan setiap kesempatan untuk mengembangkan dan memperluas wawasan.
6. Berbadan Sehat
Memiliki kekuatan fisik melalui sarana-sarana yang dipersiapkan secara Islami.
7. Mampu mengendalikan nafsu
Tegar berjihad memerangi hawa nafsunya dan senantiasa mengokohkan diri di atas hukum Islam melalui ibadah dan amal sholih.
8. Berdisiplin tinggi
Terampil mengatur segala urusannya, sehingga mampu mengembangkan sikap manajemen diri sesuai dengan ketentuan Islam.
9. Mampu mengelola waktu
Menghargai, memelihara dan memanfaatkan waktu dengan baik sehingga terhindar dari kelalaian dan perbuatan sia-sia.
10. Bermanfaat bagi masyarakat
Aktif menjadikan diri bermanfaat bagi orang lain dan lingkungan.
Sarana & Prasarana di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga
Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan yang telah dirumuskan, PPRU sudah menyiapkan secara bertahap sejumlah sarana dan prasarana pendukungnya. Di atas lahan 60 hektar (kampus A, kampus B dan kampus C ) Pondok Pesantren Raudhatul Ulum berdiri, suasana yang tenang, iklimnya yang sejuk, tata ruang yang teratur, kampus yang asri dan berwawasan lingkungan, sangat mendukung terciptanya suasana belajar yang kondusif. Disinilah lahan subur tempat menyemai kader, insan bermanfaat, penyebar rahmat bagi ummat.
Adapun sarana prasarana Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga yang sudah tersedia antara lain sebagai berikut :
1. Ruang Belajar 56 Lokal
2. Kantor Pusat Administrasi (KPA) 2 Lt, 2 (dua) buah
3. Ruang Seminar (Aula) kapasitas 200 orang
4. Masjid 2 Lt kapasitas 3.000 orang
5. Gedung Serbaguna dan Olahraga (ukuran 30 m x 60 m)
6. Mushalla putri
7. Lab. MIPA
8. Lab. Komputer
9. Lab. Bahasa
10. Lab. Dakwah dan ibadah
11. Ruang keterampilan (workshop)
12. Asrama santri/wati kapasitas 3.000 orang
13. Kamar mandi per asrama
14. Toilet per asrama dan per lokal belajar
15. Sumur Bor 9 (sembilan) buah.
16. Toko Pelajar putra dan putri (RU Mart)
17. Kantin putra dan putri
18. Dapur Umum
19. Wisma tamu (Rumah limas, pendopo, cottage terapung di atas danau)
20. Perumahan guru
21. Klinik
22. Kantor Madrasah (TK Islam, MI, MTs, MA, SMPIT, SMAIT, STIT)
23. Kantor Konseling (Bimbingan dan Pengasuhan santri)
24. Kantor Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Raudhatul Ulum (OP3RU)
25. Kedai pramuka
26. Ruang tunggu tamu
27.Sarana Out Bound.
28. Sarana Olahraga
– Ada 6 Lapangan Bola kaki
– Ada 5 Lapangan Bola Volly
– Ada 3 Lapangan Basket
– Ada 4 Lapangan Bulu Tangkis indoor
– Lapang Tennis Meja.
– Ada 2 Lapangan takraw
Struktur dan Kelembagaan Pondok Pesantren Raudhatul Ulum
Manajemen yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Raudhatul Ulum adalah Manajemen modern, dimana pengelolanya tidak tertumpu pada hanya satu figur pemimpinnya (Kyai), tapi dengan manajemen modern tersebut, pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan dilingkungan PPRU ditangani oleh sebuah kepengurusan kepemimpinan kolektif di bawah Yayasan Perguruan Islam Raudhatul Ulum Sakatiga (YAPIRUS). Dalam menjalankan programnya, Pondok Pesantren Raudhatul Ulum membentuk struktur organisasi kepengurusan Pondok Pesantren Raudhatul Ulum, Yang terdiri dari mudir dan di bantu oleh naib mudir (wakil mudir) serta 8 (delapan) asisten mudir yaitu : ASDIR Bidang Keuangan dan Ekonomi, ASDIR Bidang Kesekretariatan dan Humas, ASDIR Bidang Akademis, ASDIR Bidang Kesiswaan Putra, ASDIR Bidang Kesiswaan Putri, ASDIR Bidang Kesiswaan SIT, ASDIR Bidang BUMP dan ASDIR Bidang HRD dan Rumah Tangga.
I. Bidang Sekretariat dan Humas
Pada bidang ini, terdapat 2 bagian dibawahnya, Yaitu : Bagian Sekretariat dan Bagian Humas.
Tugas Pokok bidang ini adalah sebagai pusat informasi dan data. Pesantren.Melalui bagian humas, menjadi penghubung antar lembaga dan instansi serta masyarakat luas terhadap Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga. Dalam rangka mempermudah akses informasi kepesantrenan, maka bidang ini juga mengelola IT Pesantren lewat internet, website. www.pprusakatiga.sch.id
Pelayanan informasi dengan menerbitkan brosur, kalender, jurnal tahunan serta promosi fasilitas – fasilitas yang ada di kampus Pondok Pesantren Raudhatul Ulum
II. Bidang Keuangan
Pada bidang Keuangan terdapat 2 bagian dibawahnya, yaitu: Bagian KPB (Kasir dan Pembagian Barokah), Bagian LODAP (Logistik dan Dapur).
Tugas pokok bidang ini adalah mengelola keuangan Pondok Pesantren Raudhatul Ulum dan mengalokasikannya. Mempermudah sistem pembayaran melalui bank dan melakukan komunikasi aktif dengan wali santri terkait kewajiban keuangan. Mengelola keuangan pesantren secara transparan dan akuntable untuk menunjang kegiatan dan pembangunan pesantren secara berkesinambungan sehingga pelayanan pendidikan yang diberikan lebih optimal dan meningkat secara bertahap.
III. Bidang Akademis
Bidang akademis adalah bidang yang membawahi seluruh madrasah dan sekolah. Ada 7 (tujuh) lembaga formal dan 1 (satu) lembaga non formal serta 3 bagian yang masuk dalam bidang akademis, yaitu : TK Islam, Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, SMP IT, SMA IT, Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah dan MATQULARU (Madrasah Tahfizul Qur’an Lil Aulad Raudhatul Ulum). Untuk menunjang program pembinaan di madrasah dan sekolah di bawah bidang akademis juga terdapat bagian-bagian penting lainnya yaitu : bagian perpustakaan, bagian bahasa, bagian ta’mirul masjid, bagian olahraga dan kesenian, bagian pramuka dan ketrampilan dan bagian Raudhatul Ulum Scholorship Foundation dan Aitam (RUSFA)
Tugas pokok bidang ini adalah melakukan koordinasi, monitoring dan evaluasi kegiatan pendidikan dan pengajaran pada jalur formal, serta melakukan sinkronisasi. Dalam rangka menjaga kualitas dan peningkatan mutu pendidikan, pengkajian serta pengembangan kurikulum dilakukan secara kontinue oleh bidang ini dan jajarannya. Membangun kerjasama (MoU) dengan banyak pihak telah dilakukan oleh bidang Akademis untuk menjamin mutu akademis PPRU.
IV. Bidang Kesiswaan
Bidang kesiswaan pesantren di bagi 3 (tiga) segmen yang disesuaikan dengan wilayah penempatan santri/wati di asrama. Bidang kesiswaan terdiri dari : Bidang kesiswaan putra, bidang kesiswaan putri dan bidang kesiswaan SIT (Sekolah Islam Terpadu
Tugas pokok bidang ini adalah melakukan pengasuhan, pembinaan dan monitoring santri/wati yang berada diasrama.
Secara umum bidang kesiswaan melakukan tugas guidance dan konseling terhadap santri/wati dalam mengamalkan kehidupan yang Islami sesuai dengan ilmu yang telah di peroleh (tadribul amal) yang di bantu oleh para guru dan OP3RU (Organiasi Pelajar Pondok Pesantren Raudhatul Ulum). Bentuk kegiatannya berupa :
• Memberikan contoh dan taujih (arahan) tata cara hidup di asrama dan di pondok.
• Melaksanakan kegiatan ektra kurikuler (Pramuka, Silat, Khitobah, Olahraga, Nasyid, Kaligrafi, life skill, dll)
• Pembinaan bahasa Arab dan Iinggris aktif
• Membentuk dan Memantau halaqoh Al-Qur’an dan halaqoh tarbiyah (mentoring) santri/wati
• Membuat panggung gembira dengan pementasan drama, nasyid, pantomin, dll.
• Mengadakan lomba (Nasyid, Cerdas cermat, Busana Muslim, Tulis Puisi dan Mading, Adzan, Tilawah murottal, Pidato, Drama,dll)
• Membuat EXPO, Pameran MADING dan jurnalistik
V. Bidang BUMP (Badan Usaha Milik Pesantren)
Pada Bidang BUMP terdapat 3 bagian yaitu : Bagian Agro, Bagian Wisma dan Bagian Percetakan dan Penerbitan.
Tugas bidang ini adalah melakukan pengembangan usaha ekonomi melalui BUMP. Berbagai jenis usaha telah dikembangkan, seperti : Indomaret, RU Mart, kantin, laundry, rumah makan STC, rumah wallet, perikanan dan perkebunan. Salah satu unggulan dari pengembangan usaha agrobisnis, yaitu : Pembangunan kelapa sawit pada lahan 286 Ha dan pengembangan pupuk organik dengan memanfaatkan potensi alam dan limbah lingkungan.
VI. Bidang HRD (Human Resource Development) dan RT (Rumah Tangga)
Pada bidang ini terdapat 5 bagian untuk membantu tugasnya, yaitu: bagian Pembangunan Sumber Daya Manusia, bagian perlengkapan dan pemeliharaan aset pesantren, bagian Kesehatan dan Lingkungan (KESLING), bagian listrik, air dan diesel serta bagian keamanan.
Tugas pokok bidang ini adalah menyiapkan sumber daya manusia yang baik dan mengurusi kerumahtanggaan di lingkungan Pondok Pesantren Raudhatul Ulum. Jenis kegiatan yang dilakukan bidang ini seperti : Merekrut SDM, membina, memberdayakan dan mensejahterakan mereka, Mengkoordinir muzdakarah guru dan karyawan, kerja bakhti SDM pesantren, Bina ukhuwah (bantu warga hajatan, lomba mancing, makan bersama SDM pesantren, olahraga bersama dll). Pelayanan (Memelihara kebersihan dan keindahan lingkungan, memenuhi kebutuhan air bersih dan listrik, memfasilitasi penginapan tamu serta menjaga keamanan pesantren).
Program Pengembangan & Unggulan Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga
A. Program Pengembangan Pesantren
Untuk mengembangkan dan memajukan pesantren lebih lanjut maka PPRU telah merumuskan kebijakan-kebijakan yang dituangkan dalam langkah strategi dan program berikut :
1. Peningkatan dan pengembangan kualitas serta optimalisasi pemberdayaan Sumber Daya Insani (SDI).
2. Peningkatan dan pengendalian mutu pendidikan pesantren.
3. Peningkatan kepedulian dan dukungan keluarga besar pesantren, masyarakat dan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan.
4. Peningkatan sarana dan prasarana pendukung pendidikan.
5. Peningkatan sumber dana pesantren.
B. Program Unggulan Pesantren
Program unggulan Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga tercermin pada hal-hal berikut :
1. Kurikulum terpadu yang selalu dimodifikasi dan dikembangkan sejalan dengan kemajuan zaman guna mencapai kualitas pendidikan yang baik dengan mutu kelulusan yang mempunyai daya saing yang tinggi.
2. Santri/wati yang terkonsentrasi 24 jam berada dalam lingkungan kampus yang Islami, dibina dan diasuh dengan sistem pendidikan yang terpadu, sehingga dapat mendorong lahirnya santri yang sholihin dan sholihat.
3. Guru dan karyawan yang memiliki dedikasi yang tinggi, profesional dan mempunyai integritas moral yang baik.
4. Iklim kehidupan warganya yang terbangun dan diwarnai oleh komitmen perjuangan dan loyalitas tinggi.
5. Program dakwah yang integrated sehingga PPRU berperan sebagai pusat Dakwah Islamiyah yang kontributif dalam membangun kehidupan keberagamaan masyarakat.
6. Penghargaan yang tinggi dan proporsional terhadap santri/wati yang berprestasi, baik dalam Tahfizhul Qur’an maupun bidang lainnya.
7. Penggunaan bahasa Arab dan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi pesantren.
8. Peserta didik wajib untuk menguasai ilmu komputer dan internet (ITC).
Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga
A. Sistem Pendidikan
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang digariskan, Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga menerapkan “Sistem Pendidikan Islam Terpadu dan Berkesinambungan (SPITS). Secara formal santri/wati dibina melalui jalur madrasah/sekolah yang dikelola oleh pengurus madrasah/sekolah, wali kelas dan dewan guru yang professional, alumni perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Waktu diluar jam formal dimanfaatkan untuk pengembangan minat dan bakat dalam wadah ekstra kurikuler yang dibagi sesuai dengan bidang pilihan santri/wati. Pembinaan di asrama yang dikelola oleh bagian kesiswaan difungsikan sebagai pengawasan dan pemantauan santri/wati dalam proses penerapan ilmu dan latihan amal Islami dalam kehidupan sehari-hari mereka. Bagian kesiswaan dalam melaksanakan programnya di bantu oleh Pengurus Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Raudhatul Ulum (OP3RU), yang direkrut para santri/wati senior.
B. Kurikulum Pendidikan
Pondok Pesantren Raudhatul Ulum dalam menjalankan program pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka pesantren menerapkan program kurikulum TERPADU antara kurikulum Kementerian Agama, Kurikulum Kementerian Pendidikan Nasional dan kurikulum pesantren yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan untuk dapat bersaing di dalam dan luar negeri.
Pendidikan di Pondok Pesantren Raudhatul Ulum memberikan perhatian yang besar pada pengajaran bahasa Arab dan Inggris secara aktif. Kedua bahasa tersebut, selain dijadikan bahasa pengantar sebagian besar mata pelajaran, juga dijadikan bahasa percakapan harian santri. Bahasa Arab dipandang amat penting, karena ia Bahasa Al-Qur’an dan As-Sunnah disamping merupakan bahasa komunikasi dunia Islam, sedangkan bahasa Inggris dianggap penting karena merupakan bahasa Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta bahasa komunikasi internasional. Dengan kemampuan berbahasa tersebut banyak alumni PPRU yang melanjutkan pendidikannya di luar negeri.
C. Jenjang Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. Taman Kanak-Kanak Islam Raudhatul Ulum (TAKIRU), masa pendidikan 3 (tiga) tahun Status Terdaftar di Diknas Nomor : 5132/I.11.4/DS/1998 tanggal 30 November 1998.
b. Madrasah Ibtidaiyah Raudhatul Ulum (MIRU), masa pendidikan 6 (enam) tahun. Terakreditasi A pada Departemen Agama RI pada tahun 2008.
c. Madrasah Tsanawiyah Raudhatul Ulum (MATSARU), masa pendidikan 3 (tiga) tahun. Terakreditasi A pada Departemen Agama RI pada tahun 2007. Terakreditasi pada Universitas Al-Azhar Cairo Mesir No. 241 tanggal 29 Sepember 1997 dan pada Universitas Islam Madinah No. 2476/1423 H.
d. Madrasah Aliyah Raudhatul Ulum (MARU), masa pendidikan 3 (tiga) tahun. Terakreditasi A pada Departemen Agama RI No.C.Kw.06/08/MA/017/2006, tanggal 26 Maret 2006. Terakreditasi pada Universitas Al-Azhar Cairo Mesir No. 241 tanggal 29 Sepember 1997 dan pada Universitas Islam Madinah No. 2476/1423 H.
e. Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Raudhatul Ulum (SMPIT RU), masa pendidikan 3 (tiga) tahun. Terakreditasi A Pada Diknas.
f. Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu Raudhatul Ulum (SMAIT RU), masa pendidikan 3 (tiga) tahun. Terakreditasi B Pada Diknas.
g. Madrasah Tahfizhul Qur’an Lil Aulad Raudhatul Ulum (MATQULARU)
h. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raudhatul Ulum (STITRU)
– Terdaftar pada Departemen Agama RI No. Dj.1/220.D/2007.
– Jurusan PAI (S1)
– Sejarah singkat Sekolah Tinggi, pertama kali dibuka tanggal 10 September 1991, sekaligus tanggal tersebut dijadikan momentum berdirinya STAIRU. Bulan Juni 2007 Mendapatkan akreditasi dari DEPAG RI dan berubah menjadi STITRU (Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raudhatul Ulum).
2. Pendidikan Informal / Nonformal
Pondok Pesantren Raudhatul Ulum juga melakukan pembinaan di luar jam formal berupa kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler di kampus Pondok Pesantren Raudhatul Ulum Sakatiga ada yang bersifat rutin harian, pekanan, bulanan dan tahunan. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain :
– Pembinaan mufrodat (menambah kosa kata) bahasa arab dan inggris
– Muhadatsah (percakapan) dalam bahasa Arab dan Inggris
– Olahraga dan Kesehatan
– Halaqoh Qur’an
– Pembinaan berjenjang (mentoring)
– Khitobah dalam 3 (tiga) bahasa dan Pelatihan dakwah
– Seni dan Budaya Islam
– Kursus komputer dan internet (ITC)
– Seni Beladiri
– Kepanduan / Pramuka
– Outbond
– Life skill
– Kuliah Jum’at dan kuliah Shubuh
– Shalat wajib di masjid
– Qiyamul lail
– Shaum sunnah
– Tahfizhul Qur’an dan pengkajian ilmu-ilmu Al-Qur’an
– Mukhoyyam dan super camp
– Malam Bina Iman dan Taqwa (MABIT)
– Jurnalistik
– Pelatihan ilmu-ilmu kemasyarakatan (ngaji berirama, tahlilan, berzanji)
– Pendidikan Organisasi, leadership dan management
– Kunjungan Edukatif
– Jaringan Topik
– Seni Nasyid
– Rihlah Tarbawiyah (study tour)
– Temu Pakar
– A Be Master
– Karya Tulis Ilmiah, dll
Kegiatan-kegiatan tersebut ada yang bersifat wajib dan ada yang bersifat pilihan sesuai dengan minat dan bakat yang ingin dikembangkan sehingga melahirkan kemampuan yang profesional dibidangnya masing-masing. Program ekstrkurikuler tersebut dikelola bersama oleh bidang kesiswaan pesantren, kesiswaan madrasah/sekolah dan Organisasi Pelajar Pondok Pesantren Raudhatul Ulum (OP3RU).