Kabupaten Gayo Lues | |
---|---|
Kawasan tahap II | |
Cogan kata: Musara | |
Koordinat: 4°N 97°E / 4°N 97°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Aceh |
Tanggal berdiri | 10 April 2002 |
Dasar hukum | UU No.4 Tahun 2002 |
Ibu kota | Blangkejeren |
Jumlah satuan pemerintahan | Senarai
|
Pentadbiran | |
• Bupati | H. Muhammad Amru, MSP |
Keluasan | |
• Jumlah | 5,719 km² km2 ( | Formatting error: invalid input when rounding batu persegi)
Penduduk | |
• Jumlah | 31,184 |
• Kepadatan | 14/km2 (40/batu persegi) |
Demografi | |
• Agama | Islam |
Zon waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode telepon | 0642 |
APBD | |
DAU | |
Laman sesawang | www.gayolueskab.go.id |
Kabupaten Gayo Lues yang berada di gugusan pergunungan Bukit Barisan, sebahagian besar wilayahnya merupakan kawasan Taman Nasional Gunung Leuser yang telah diisytihar sebagai warisan dunia. Merupakan hasil pemecahan dari Kabupaten Aceh Tenggara dan sedang mengalami perkembangan pesat hasil pemecahan tersebut, meski kadang-kadang mendapat gangguan dari Gerakan Aceh Merdeka.
Kabupaten yang mempunyai bilangan penduduk yang kebanyakannya dari kaum Gayo ini sedang berusaha untuk mencapai pembangunan. Potensi yang dikembangkan adalah pertanian, seperti lada besar di mana Gayo Lues merupakan pengedar utama lada ini di pasar-pasar kota Medan, selain itu terdapat hutan pinus yang berpotensi untuk pengembangan tanaman serai wangi dan di kawasan Terangon yang mulai dihuni transmigrasi dapat mengembangkan budidaya nilam, tembakau virginia dan koko disamping kopi Arabika.
Dengan rancangan pembangunan Jalur Ladia Galaska (Lautan Hindi, Gayo, Alas dan Selat Melaka) yang menghubungkan Lautan Hindi dengan Selat Melaka, meski mendapat tentangan dari kalangan pelestari lingkungan hidup, diharapkan ekonomi masyarakat Gayo Lues yang sebelumnya tercicir akan meningkat. Kabupaten Gayo Lues merangkumi 57 peratus dari wilayah Aceh Tenggara, dan terdiri dari lima sub-daerah dengan pecahan sebagai berikut: