Jawa Tengah
ꦗꦮꦠꦼꦔꦃ Negeri Jawa Tengah | |||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Negeri | |||||||||
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah | |||||||||
Cogan kata: Prasetya Ulah Sakti Bhakti Praja (Melayu: Berjanji, berusaha dan setia terhadap negeri ) | |||||||||
Koordinat: 7°30′S 110°00′E / 7.500°S 110.000°EKoordinat: 7°30′S 110°00′E / 7.500°S 110.000°E | |||||||||
Negara | Indonesia | ||||||||
Diberikan taraf Negeri | 15 Ogos 1950 | ||||||||
Ibu Negeri | Semarang | ||||||||
Pentadbiran | |||||||||
• Jenis | Kerajaan Negeri | ||||||||
• Gabenor | Nana Sudjana (PJ) | ||||||||
• Timbalan Gabenor | Taj Yasin Maimoen | ||||||||
Keluasan | |||||||||
• Jumlah | 34,334 km2 (13,256 batu persegi) | ||||||||
Aras tertinggi | 3,428 m (11,247 ft) | ||||||||
Penduduk (2022) | |||||||||
• Jumlah | 37,988,477 | ||||||||
• Pemeringkatan | 3rd | ||||||||
• Kepadatan | 1,100/km2 (2,900/batu persegi) | ||||||||
Demografi | |||||||||
• Etnik | Jawa 97.73% Sunda 1.4% Cina 0.43% Batak 0.07% Madura 0.04% Lainnya 0.33% | ||||||||
• Agama (2022) | Islam 97.3% Kristian 2.50% - Protestan 1.58% - Katholik 0.92% Buddha 0.14% Hindu 0.04% Kejawen 0.02% Konfusianisme 0.004%[1][2] https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/ | ||||||||
• Bahasa | Indonesian (official), Javanese language (as several varieties or dialects Mataram, Banyumasan, Kedu, etc) | ||||||||
Zon waktu | UTC+7 (Indonesia Western Time) | ||||||||
Poskod | 50xxx, 51xxx, 52xxx | ||||||||
Kod Panggilan | (62)2xx | ||||||||
Kod ISO 3166 | ID-JT | ||||||||
Plat Kenderaan | AA, AD, K, G, H, R | ||||||||
Laman sesawang | jatengprov |
Jawa Tengah ialah sebuah provinsi yang terletak di bahagian tengah Pulau Jawa, Jawa Tengah merupakan Provinsi termaju di Indonesia. Wilayah ini bersempadan dengan Wilayah Jawa Barat di sebelah barat, Lautan Hindi dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Provinsi Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya 32,548 kilometer persegi, atau sekitar 25.04% dari luas pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah selatan (berdekatan dengan sempadan Jawa Barat), serta Kepulauan Karimun Jawa di Laut Jawa.
Dari segi geografi dan budaya, Jawa Tengah kekadang juga merangkumi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penduduk asli Jawa Tengah adalah Suku Jawa, dan provinsi ini dikenali sebagai pusat budaya Jawa. Bahasa Jawa dituturkan oleh sekitar 97% penduduk provinsi ini.
Sejarah
Sebagai sebuah provinsi, Jawa Tengah telah wujud sejak zaman Syarikat Hindia Timur Belanda lagi. Sehingga tahun 1905, Jawa Tengah terdiri daripada lima wilayah (gewesten), iaitu Banyumas, Pekalongan, Rembang, dan Semarang, serta Surakarta sebagai daerah swapraja (vorstenland) Kasunanan dan Mangkunegaran. Setiap gewest terdiri daripada kabupaten-kabupaten masing-masing. Pada masa ini, Rembang Gewest juga meliputi Regentschap Tuban dan Bojonegoro.
Setelah Decentralisatie Besluit, sebuah rancangan pengagihan kuasa pusat, dilaksanakan pada tahun 1905, gewesten diberi hak autonomi dan Dewan Daerah dibentuk. Selain itu, juga dibentuk gementee (kotapraja) yang autonomi, iaitu Magelang, Pekalongan, Salatiga, Semarang, dan Tegal.
Sejak tahun 1930, provinsi Jawa Tengah telah ditetapkan sebagai sebuah kawasan autonomi yang memiliki Dewan Provinsi (Provinciale Raad) sendiri. Provinsi Jawa Tengah terdiri daripada lima keresidenan (residentie), iaiatu Banyumas, Jepara-Rembang, Kedu, Pekalongan, dan Semarang. Kelima-lima keresidenan ini meliputi pula beberapa kabupaten (regentschap), dan dibahagikan lagi kepada beberapa daerah (kawedanan).
Selepas kemerdekaan pada tahun 1946, Kerajaan Indonesia telah membentuk keresidenan Kasunan dan Mangkunegaran. Kemudian pada tahun 1950, melalui sebuah undang-undang, Jawa Tengah ditetapkan sebagai terdiri daripada 29 kabupaten dan 6 kotamadya. Penetapan undang-undang tersebut pada 15 Ogos 1950 kini diperingati sebagai Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah.
Pentadbiran
Dari segi pentadbiran, Provinsi Jawa Tengah terdiri daripada 29 kabupaten dan 6 kotamadya yang dibahagikan lagi menjadi 545 kecamatan dan 8,490 desa/kelurahan.
Sebelum Undang-undang Nombor 22/1999 tentang Pentadbiran Daerah dilaksanakan, Jawa Tengah juga mempunyai tiga buah kota pentadbiran, iaitu Purwokerto, Cilacap, dan Klaten. Namun sejak Autonomi Daerah tahun 2001 dilaksanakan, kota-kota pentadbiran tersebut telah dihapuskan dan dijadikan sebahagian wilayah kabupaten.
Selepas autonomi daerah, tiga buah kabupaten telah memindahkan pusat pentadbirannya ke wilayah sendiri, iaitu:
- Kabupaten Magelang: dari Kota Magelang ke Mungkid;
- Kabupaten Tegal: dari Kota Tegal ke Slawi; dan
- Kabupaten Pekalongan: dari Kota Pekalongan ke Kajen.
Daftar kabupaten dan kota
- Kabupaten Banjarnegara
- Kabupaten Banyumas
- Kabupaten Batang
- Kabupaten Blora
- Kabupaten Boyolali
- Kabupaten Brebes
- Kabupaten Cilacap
- Kabupaten Demak
- Kabupaten Grobogan
- Kabupaten Jepara
- Kabupaten Karanganyar
- Kabupaten Kebumen
- Kabupaten Kendal
- Kabupaten Klaten
- Kabupaten Kudus
- Kabupaten Magelang
- Kabupaten Pati
- Kabupaten Pekalongan
- Kabupaten Pemalang
- Kabupaten Purbalingga
- Kabupaten Purworejo
- Kabupaten Rembang
- Kabupaten Semarang
- Kabupaten Sragen
- Kabupaten Sukoharjo
- Kabupaten Tegal
- Kabupaten Temanggung
- Kabupaten Wonogiri
- Kabupaten Wonosobo
- Kota Magelang
- Kota Surakarta
- Kota Salatiga
- Kota Semarang
- Kota Pekalongan
- Kota Tegal
Gabenor Jawa Tengah pada tahun 2006 ialah H. Mardiyanto (PDIP), dan timbalannya adalah Drs. Ali Mufiz, MPA. Struktur pentadbiran Provinsi Jawa Tengah terdiri daripada Sekretariat Daerah (yang menggaji tiga orang kakitangan untuk mengawasi 9 biro), 19 perkhidmatan daerah, 6 lembaga teknik daerah, 15 badan, serta 7 badan hospital daerah.
Geografi
Bentuk muka bumi
Jawa Tengah adalah sebuah kawasan yang agak datar, dengan 38% daripada keluasan tanahnya mempunyai kecerunan sebanyak 0-2%, 31% tanah sebanyak 2-15%, 19% tanah sebanyak 15-40%, dan 12% yang tinggal melebihi 40%.
Kawasan pantai utara Jawa Tengah memiliki dataran rendah yang sempit; lebarnya sebanyak 40 kilometer dari garis pesisir di kawasan Brebes, dan hanya 4 kilometer di Semarang. Dataran ini bersambung dengan lekukan Semarang-Rembang di timur. Gunung Muria di Jaman Holosen merupakan pulau terpisah dari Jawa yang akhirnya menyatu kerana terjadi empangan aluvium dari sungai-sungai yang mengalir. Di selatan kawasan tersebut terdapat Banjaran Gunung Kapur Utara dan Banjaran Gunung Kendeng, iaitu banjaran gunung kapur yang membentang dari sebelah timur Semarang hingga Lamongan (Jawa Timur).
Rangkaian utama pegunungan di Jawa Tengah adalah Banjaran Gunung Serayu Utara dan Serayu Selatan. Banjaran Gunung Serayu Utara membentuk rantai pegunungan yang menghubungkan rangkaian Bogor di Jawa Barat dengan Pegunungan Kendeng di timur. Lebar rangkaian pegunungan ini sekitar 30-50 km; di ujung baratnya terdapat Gunung Slamet dan bagian timur merupakan Dataran Tinggi Dieng dengan puncak-puncaknya Gunung Prahu dan Gunung Ungaran. Antara rangkaian Pegunungan Serayu Utara dan Pegunungan Serayu Selatan dipisahkan oleh Depresi Serayu yang membentang dari Majenang (Kabupaten Cilacap), Purwokerto, hingga Wonosobo. Sebelah timur depresi ini terdapat gunung berapi Sindoro dan Sumbing, dan sebelah timurnya lagi (kawasan Temanggung dan Magelang) merupakan lanjutan depresi yang membatasi Gunung Merapi dan Gunung Merbabu. Pegunungan Serayu Selatan merupakan pengangkatan zone Depresi Bandung.
Kawasan pantai selatan Jawa Tengah juga memiliki dataran rendah yang sempit, dengan lebar 10-25 km. Perbukitan yang landai membentang sejajar dengan pantai, dari Yogyakarta hingga Cilacap. Sebelah timur Yogyakarta merupakan daerah pegunungan kapur yang membentang hingga pantai selatan Jawa Timur.
Hidrologi
Bengawan Solo merupakan sungai terpanjang di Pulau Jawa (572 km); memiliki mata air di Pegunungan Sewu (Kabupaten Wonogiri), sungai ini mengalir ke utara, melintasi Kota Surakarta, dan akhirnya menuju ke Jawa Timur dan bermuara di daerah Gresik (dekat Surabaya). Sungai-sungai yang bermuara di Laut Jawa diantaranya adalah Kali Pemali, Kali Comal, dan Kali Bodri. Sedang sungai-sungai yang bermuara di Lautan Hindi diantaranya adaah Kali Serayu dan Kali Progo. Diantara waduk-waduk yang utama di Jawa Tengah adalah Waduk Gajahmungkur (Kabupaten Wonogiri), Waduk Kedungombo (Kabupaten Boyolali dan Sragen), Rawa Pening (Kabupaten Semarang), Waduk Cacaban (Kabupaten Tegal), Waduk Malahayu (Kabupaten Brebes), dan Waduk Sempor (Kabupaten Kebumen).
Gunung berapi
Terdapat 6 gunung berapi yang aktif di Jawa Tengah, yaitu: Gunung Merapi (di Boyolali), Gunung Slamet (di Pemalang), Gunung Sindoro (di Temanggung - Wonosobo), Gunung Sumbing ( di Temanggung - Wonosobo), dan Gunung Dieng (di Banjarnegara).
Keadaan tanah
Menurut Lembaga Penelitian Tanah Bogor tahun 1969, jenis tanah wilayah Jawa Tengah didominasi oleh tanah latosol, aluvial, dan gromosol; sehingga hamparan tanah di provinsi ini termasuk tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang relatif subur.
Iklim
Jawa Tengah memiliki iklim tropika, dengan tolok hujan tahunan rata-rata 2.000 meter, dan suhu rata-rata 21-32oC. Daerah dengan curah hujan tinggi terutama terdapat di Nusakambangan bagian barat, dan sepanjang Pegunungan Serayu Utara. Daerah dengan curah hujan rendah dan sering terjadi kekeringan di musim kemarau berada di daerah Blora dan sekitarnya serta di bagian selatan Kabupaten Wonogiri.
Penduduk
Demografi
Jumlah penduduk Provinsi Jawa Tengah adalah 30.775.846 jiwa. Kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbesar adalah Kabupaten Brebes (1,767 juta jiwa), Kabupaten Cilacap (1,644 juta jiwa), dan Kabupaten Banyumas (1,603 juta jiwa).
Sebaran penduduk umumnya terkonsentrasi di pusat-pusat kota, baik kabupaten ataupun kota. Kawasan permukiman yang cukup padat berada di daerah Semarang Raya (termasuk Ungaran dan sebagian wilayah Kabupaten Demak dan Kendal), Surakarta Raya (termasuk sebagian wilayah Kabupaten Karanganyar, Sukoharjo, dan Boyolali), serta Tegal-Brebes-Slawi.
Pertumbuhan penduduk Provinsi Jawa Tengah sebesar 0,67% per tahun. Pertumbuhan penduduk tertinggi berada di Kabupaten Demak (1,5% per tahun), sedang yang terendah adalah Kota Pekalongan (0,09% per tahun).
Dari jumlah penduduk ini, 47% diantaranya merupakan angkatan kerja. Mata pencaharian paling banyak adalah di sektor pertanian (42,34%), diikuti dengan perdagangan (20,91%), industri (15,71%), dan perkhidmatan (10,98%).
Suku
Mayoritas penduduk Jawa Tengah adalah Suku Jawa. Jawa Tengah dikenal sebagai pusat budaya Jawa, dimana di kota Surakarta dan Yogyakarta terdapat pusat istana kerajaan Jawa yang masih berdiri hingga kini.
Suku minoritas yang cukup signifikan adalah Tionghoa, terutama di kawasan perkotaan. Pada umumnya mereka bergerak di bidang perdagangan dan jasa. Komunitas Tionghoa sudah berbaur dengan Suku Jawa, dan banyak diantara mereka yang menggunakan Bahasa Jawa dengan logat yang kental sehari-harinya.
Daerah perbatasan dengan Jawa Barat banyak terdapat Suku Sunda yang sarat akan budaya Sunda, yakni di Kabupaten Cilacap dan Brebes. Daerah pedalaman Blora (perbatasan dengan provinsi Jawa Timur terdapat komunitas Samin yang terisolir, yang kasusnya hampir sama dengan suku Badui di Jawa Barat.
Bahasa
Meskipun Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi, umumnya sebagian besar menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Bahasa Jawa Dialek Surakarta-Jogja dianggap sebagai Bahasa Jawa Standar.
Di samping itu terdapat sejumlah dialek Bahasa Jawa; namun secara umum terdiri dari dua, yakni kulonan dan timuran. Kulonan dituturkan di bagian barat Jawa Tengah, terdiri atas Dialek Banyumasan dan Dialek Tegal; dialek ini memiliki pengucapan yang cukup berbeda dengan Bahasa Jawa Standar. Sedang Timuran dituturkan di bagian timur Jawa Tengah, diantaranya terdiri atas Dialek Surakarta, Dialek Semarang. Diantara perbatasan kedua dialek tersebut, dituturkan Bahasa Jawa dengan campuran kedua dialek; daerah tersebut diantaranya adalah Pekalongan dan Kedu.
Agama
Sebagian besar penduduk Jawa Tengah beragama Islam dan mayoritas tetap mempertahankan tradisi kejawen yang dikenal dengan istilah abangan.
Agama lain yang dianut adalah Protestan, Katholik, Hindu, Buddha, Konfusianisme, dan puluhan aliran kepercayaan. Penduduk Jawa Tengah dikenal dengan sikap tolerannya. Daerah Muntilan (Kabupaten Magelang) banyak dijumpai penganut agama Katolik (9%), dan dulunya daerah ini merupakan salah satu pusat pengembangan agama Katholik di Jawa. Daerah yang banyak dijumpai penganut agama Kristian lainnya adalah Surakarta (20%), Salatiga (21%), Magelang (15%), dan Semarang (14%).
Ekonomi
Pertanian merupakan sektor utama perekonomian Jawa Tengah, dimana mata pencaharian di bidang ini digeluti hampir separuh dari angkatan kerja terserap.
Kawasan hutan meliputi 20% wilayah provinsi, terutama di bagian utara dan selatan. Daerah Blora-Grobogan merupakan penghasil kayu jati. Jawa Tengah juga terdapat sejumlah industri besar dan menengah. Daerah Semarang-Ungaran-Demak-Kudus merupakan kawasan industri utama di Jawa Tengah. Kudus dikenal sebagai pusat industri rokok. Cilacap terdapat industri simen.
Blok Cepu di pinggiran Kabupaten Blora (perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah) terdapat cadangan petroleum yang cukup signifikan, dan kawasan ini sejak jaman Hindia Belanda telah lama dikenal sebagai daerah tambang minyak.
Pengangkutan
Jawa Tengah dilalui beberapa ruas jalan nasional, yang meliputi jalur pantura (menghubungkan Jakarta-Semarang-Surabaya-Banyuwangi), jalur Tegal-Purwokerto, jalur lintas selatan (menghubungkan Bandung-Yogyakarta-Surakarta-Madiun-Surabaya), serta jalur Semarang-Surakarta. Losari, pintu gerbang Jawa Tengah sebelah barat dapat ditempuh 3,5 - 4 jam perjalanan dari Jakarta. Saat ini telah dibangun ruas jalan tol yang menghubungkan Semarang dan Surakarta, sehingga mempersingkat waktu tempuh dan memperlancar kegiatan perekonomian.
Jawa Tengah merupakan provinsi yang pertama kali mengoperasikan jalur kereta api, yakni pada tahun 1862 dengan rute Semarang-Yogyakarta, namun jalur ini sekarang tidak lagi dipakai. Saat ini jalur kereta api yang melintasi Jawa Tengah adalah lintas utara (Jakarta-Semarang-Surabaya), lintas selatan (Bandung-Yogyakarta-Surabaya), jalur Kroya-Cirebon, dan jalur Surakarta-Gundih-Semarang. Jalur kereta Surakarta-Wonogiri yang telah lama mati dihidupkan kembali pada tahun 2005.
Untuk transportasi udara, Lapangan Terbang Achmad Yani di Semarang dan Lapangan Terbang Adi Sumarmo di Surakarta merupakan bandara komersial yang paling penting di Jawa Tengah. Selain itu juga terdapat Lapangan Terbang Tunggul Wulung di Cilacap dan Lapangan Terbang Wirasaba di Purbalingga. Penerbangan Jakarta-Semarang atau Jakarta-Surakarta dapat ditempuh dalam waktu 45-50 menit.
Komunikasi dan Media Massa
Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal merupakan kota-kota di mana biasanya terdapat stasiun relay televisi swasta nasional. Beberapa stasiun televisi lokal di Jawa Tengah adalah TV Borobudur, Pro-TV, dan TVKU (di Semarang); TATV (di Surakarta); TaTV (di Tegal); Kartv (di Karanganyar Bumen); Kebumen TV (di Kebumen); dan Banyumas TV (di Banyumas).
Suara Merdeka, harian yang terbit dari Semarang, adalah surat kabar dengan sirkulasi tertinggi di Jawa Tengah; harian ini juga memiliki edisi lokal Suara Pantura dan Suara Surakarta. Di samping itu terdapat koran jaringan Jawa Pos Group, baik yang terbit bersama induknya Jawa Pos (Radar Solo, Radar Jogja, Radar Semarang, dan Radar Kudus) maupun yang terbit sendiri (Meteor, Solopos, Radar Tegal, Radar Banyumas).
Pendidikan
Jawa Tengah memiliki sejumlah perguruan tinggi terkemuka, terutama di kota Semarang, Kabupaten Kendal dan Surakarta. Perguruan tinggi negeri meliputi: Universiti Diponegoro (Undip), Universiti Negeri Semarang (Unnes), Institut Seni Indonesia Surakarta (ISI Surakarta), Universiti Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Walisongo di Semarang; Politeknik Industri Pemprosesan Perabot dan Kayu (Polifurneka) di Kendal, Universiti Negeri Surakarta (UNS) di Surakarta, serta Universiti Jeneral Soedirman (Unsoed) di Purwokerto.
Sedangkan universitas swasta terkemuka adalah Universiti Kristian Satya Wacana (UKSW) di Salatiga, Universiti Islam Sultan Agung (Unissula) dan Unika Soegijapranata di Semarang, Universiti Muhammadiyah Surakarta, serta Universiti Panca Sakti di Tegal.
Selain itu juga terdapat Akademi Angkatan Darat (AAD) dan SMA Taruna Nusantara di Magelang serta Akademi Kepolisian di Semarang.
Pelancongan
Jawa Tengah banyak terdapat objek wisata yang sangat menarik. Kota Semarang memiliki sejumlah bangunan kuno. Obyek wisata lain di kota ini termasuk Puri Maerokoco (Taman Mini Jawa Tengah) dan Museum Rekor Indonesia (MURI).
Salah satu kebanggaan provinsi ini adalah Candi Borobudur, yakni monumen Budha terbesar di dunia yang dibangun pada abad ke-9, terdapat di Kabupaten Magelang. Candi Mendut dan Pawon juga terletak satu kompleks dengan Borobudur.
Candi Prambanan di perbatasan Kabupaten Klaten dan Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan kompleks candi Hindu terbesar di Indonesia. Di kawasan Dieng terdapat kelompok candi-candi Hindu, yang diduga dibangun sebelum era Mataram Kuno. Kompleks candi Gedong Songo terletak di lereng Gunung Ungaran, Kabupaten Semarang.
Surakarta dipandang sebagai salah satu pusat kebudayaan Jawa, dimana di kota ini terdapat Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran. Obyek wisata menarik di luar kota ini adalah Air Terjun Grojogan Sewu dan candi-candi peninggalan Majapahit di Kabupaten Karanganyar; serta Museum Fosil Sangiran yang terletak di jalur Surakarta-Purwodadi.
Bagian selatan Jawa Tengah juga menyimpan sejumlah obyek wisata alam menarik, diantaranya Goa Jatijajar dan Pantai Karangbolong di Kabupaten Kebumen, serta Baturraden di Kabupaten Banyumas. Di bagian utara terdapat Obyek Wisata Guci di lereng Gunung Slamet, Kabupaten Tegal; serta Kota Pekalongan yang dikenal dengan julukan 'kota batik'.
Kawasan pantura barat banyak menyimpan wisata religius. Masjid Agung Demak yang didirikan pada abad ke-16 merupakan bangunan artistik dengan paduan arsitektur Islam dan Hindu. Demak adalah kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Kawasan pantura barat terdapat 3 makam Walisongo, yakni Sunan Kalijaga di Demak, Sunan Kudus di kota Kudus, dan Sunan Muria di Kabupaten Kudus. Kudus juga dikenal sebagai 'kota kretek', dan kota ini juga terdapat museum kretek.
Lihat juga
- Daftar Provinsi Indonesia
- Provinsi Banyumasan
- Kota Tahu
- Kota Barong
- Kota Jipang
Pautan luar
- (Indonesia) Laman web rasmi Jawa Tengah Diarkibkan 2005-08-02 di Wayback Machine
- ^ Ralat petik: Tag
<ref>
tidak sah; tiada teks disediakan bagi rujukan yang bernamaSEMARANG
- ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020". Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 14 April 2021. Dicapai pada 4 Maret 2022. Check date values in:
|accessdate=
(bantuan)