Dedap duri | |
---|---|
Bunga dari dekat | |
Pengelasan saintifik | |
Domain: | Eukaryota |
Alam: | Plantae |
Klad: | Trakeofit |
Klad: | Eudikot |
Klad: | Rosid |
Order: | Fabales |
Keluarga: | Fabaceae |
Genus: | Erythrina |
Spesies: | E. fusca
|
Nama binomial | |
Erythrina fusca | |
Sinonim | |
Erythrina caffra Blanco |
Dedap duri, cengkering atau cangkering (Erythrina fusca) ialah spesies pohon dari genus Erythrina dalam keluarga Fabaceae.
Peristilahan
Pohon ini juga memiliki nama-nama setempat lain di serata Nusantara seperti:[2][3][4][5][6]
- dadap petis (bahasa Betawi)
- dadap cucuk, dadap rangrang, dadap cangkring (bahasa Sunda),
- dadap ri, cangkering (bahasa Jawa)
- rope (bahasa Sasak)
- kane (bahasa Makassar)
- rase (bahasa Bugis)
- ngareer (bahasa Samarinda)
Penerangan
Dedap merupakan tumbuhan daun luruh sama dengan ahli Erythrina lainnya.[3] Tingginya boleh mencapai 10—20 m, kulit kayunya berwarna keabu-abuan dengan permukaan kasar dan cabang yang jarang.
Batangnya berbentuk silinder tegak dengan percabangan simpodial dan berwarna putih keperangan. Daun majmuknya beranak tiga, berbentuk bulat telur dengan pangkal dan hujung tumpul, bahagian tepi rata, panjang 20-30 cm, lebar 4-10 cm, dan panjang tangkai daun 10-15 cm. Tulang daunnya menyirip dengan permukaan berwarna hijau mengilap, cabang tangkai anak daun berukuran lebih kecil daripada cabang tangkai daun utama yang di tengah.[3] Permukaan batang dan tangkai daun dipenuhi duri.[3] Menurut Heyne, E. fusca dikatakan mempunyai lebih banyak duri daripada saudaranya, Erythrina lithosperma.[2]
Jambak bunganya yang berwarna jingga muda atau merah menyala terletak di hujung ranting dengan panjang 2—3 cm. Rangginya berbentuk tabung dengan hujung bercangap dan berwarna hijau menjingga kemerahan; panjang sulur bunganya lebih kurang 3 cm, berwarna merah, dengan stigma berbentuk ginjal dan berwarna kuning; benang sarinya tetorak, berwarna putih, dengan stigma lonjong, berwarna kuning dan panjang 3 cm; Sari bunganya pula bak kupu-kupu. Buahnya berbentuk lenggai dan berwarna coklat tua. Akar tunjangnya berwarna putih kecoklatan.[3]
Ekologi dan penyebaran
Dedap duri biasanya tumbuh berdekatan kawasan pesisir pantai, di sepanjang aliran sungai, di kawasan yang pokoknya tidak selalu hijau (seperti hutan galeri) dan di celah tumbuh-tumbuhan lain sehingga kira-kira 700 meter dari aras laut.[4] Ia juga ditemukan tumbuh di bawah 700 m dari paras laut.[2]
Rumphius menulis mengenai spesies ini dalam bukunya yang berjudul Herbarium Amboinense dengan nama Galala aquatica bahawa dedap duri dikatakan tumbuh terutama di kawasan yang banyak air dan di pinggir sungai.[2][7] Dedap duri diperkirakan masih dapat hidup di daerah yang sering hujan pada suhu 20-28 °C dan pada pH 6-8.[8]
Pohon dedap duri juga banyak dijumpai di taman-taman kota atau ditanam sebagai tanaman pembatas di pinggir jalan tol. Umumnya yang ditanam adalah kelainan yang berbunga merah menyala; kerana bunganya lebih elok dan memikat mata. Nama dagang dari kelainan ini adalah "Dadap Merah"; dan menjadi rancu kerana saudaranya yang bentuknya lebih "menyemak", iaitu E. crista-galli (juga disebut sebagai dadap katé menurut Heyne[2]).
Manfaat
Dedap duri telah turun-temurun digunakan sebagai ubat tradisional. Daunnya digunakan untuk mengubati campak, cacar air (cangkrangen (Jw.) dikatakan penamaan pada cangkring berkaitan dengan khasiatnya menyembuhkan penyakit ini), frambusia, dan gatal-gatal.[4] Caranya yang paling umum ialah dengan merebus daunnya (atau hanya direndam saja) untuk dimandikan, atau daunnya dilumatkan lalu dilumurkan ke kulit yang sakit. Akarnya kadang kala ikut direbus menjadi air mandian.
Air rebusan akar dan kulit kayu batangnya juga diminum dan disapukan untuk merawat sakit beri-beri.[2][3] Parutan kayunya dapat diminum setelah diramas-ramas untuk merawat kencing darah atau kencing nanah.[2]
Masyarakat-masyarakat Jawa dan Bali menggunakan daunnya yang masih muda sebagai lalapan setelah direbus dahulu atau yang masih mentah.[2] Sering pula daun mudanya disayur. Dikatakan rasanya tidak kalah dengan sayur lainnya. Orang Thai turut melakukan perkara sama dengan dibuat hidangan miang kham yang berisi kelapa parut.
Galeri
-
Penampakan pohon
-
Luru masuk bunga
-
Penampang dari bawah ranting yang sedang berbunga
-
Bunga kelaianan merah
-
Duri-duri menyelimuti batang pohon
-
Penampang daun
-
Tangkai yang sedang berbunga
-
Tandan bunga dari dekat
Rujukan
- ^ Razanajatovo, H. (2021). "Erythrina fusca". Senarai Merah Spesies Terancam IUCN. 2021: e.T165431910A165431958. doi:10.2305/IUCN.UK.2021-1.RLTS.T165431910A165431958.en. Dicapai pada 10 Disember 2022.
- ^ a b c d e f g h K., Heyne, (1987 [i.e. 1988]). Tumbuhan berguna Indonesia. Yayasan Sarana Wana Jaya. OCLC 21826488. Check date values in:
|date=
(bantuan)CS1 maint: extra punctuation (link) - ^ a b c d e f (Hutapea et al., 1994)
- ^ a b c (Mardisiswojo dan Rajakmangunsudarso, 1985)
- ^ Pengobatan tradisional pada masyarakat Betawi di Kelurahan Ciganjur (dalam bahasa Indonesia). Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya. 1991.
- ^ "Erythrina fusca Lour". www.nparks.gov.sg. Dicapai pada 2021-03-06.
- ^ Rumphius, Georg Everard (1741). Herbarium Amboinense (dalam bahasa Latin dan Belanda).
- ^ (Duke, 1983)
Pautan luar
Wikimedia Commons mempunyai media berkaitan Dedap duri |
- Profil spesies di Sistem Maklumat Biokepelbagaian Malaysia
- Profil spesies di Flora and Fauna Web Lembaga Taman Negara Singapura
- Cangkring, Berpotensi Penyembuh Cacar Air
- Cangkring (Erythrina fusca Lour. (CCRC UGM)
- AKTIVITAS ANTIKANKER SENYAWA PTEROKARPAN DARI Erythrina fusca L.
- Efek Anti Proliferatif Ekstrak Etanol Kulit Batang Tanaman Cangkring (Erythrina Fusca Lour) Terhadap Sel Myeloma
- AKTIVITAS ANTIMALARIA SENYAWA FLAVANON TERISOPRENILASI DARI KULIT BATANG ERYTHRINA FUSCA L
- Antiproliferative Effect of Chloroform Extract of Cangkring Leaves (Erythrina fusca Lour.) and Its Isolates against HeLa Cells
- POTENSI EKSTRAK DAUN CANGKRING (Erythrina fusca Lour) SEBAGAI ANTIKANKER DENGAN METODE BSLT (Brine Shrimp Lethality Test)[pautan mati kekal]
Ralat Lua pada baris 80 di package.lua: module 'Module:Taxonbar/whitelist' not found.