Bayang (Jawi: بايڠ )[1] atau bayang-bayang (Jawi: بايڠ٢ )[2] terjadi apabila cahaya yang tersinar dari sesuatu punca terhalang dalam laluan melurus daripada mengena sesuatu permukaan atau benda yang legap. Jika sumber cahayanya memancar lemah akibat halangan daripada persekitaran - seperti matahari pada hari berawan - bayangan yang terhasil tidak ketara; tempat teduh tidak akan menampakkan bayang-bayang kerana teduhan itu sendiri sudah merupakan bayangan sebuah benda yang menghalangi sinar matahari.
Kekuatan sinar cahaya yang terpancar menentukan tebal tipisnya bayangan benda itu, jarak sumber cahaya dan jarak benda terhadap benda tertimpa bayangannya menentukan panjang dan pendeknya bayangan itu jika bayangan menimpa benda lain. Sumber sinar matahari panjang bayangan benda ditentukan oleh sudut ketinggian sinar matahari sedangkan sumber cahaya yang lain ditentukan oleh jarak benda terhadap titik pusat sumber sinar.
Besar-kecil bayangan
Apabila suatu benda bergerak mendekati titik pusat cahaya, bayang-bayang benda tersebut akan membesar karena benda tersebut mendekati titik cahaya pada sumber cahaya itu, sehingga bayangan benda menjadi lebih besar. Apabila sesuatu benda menjauhi cahaya, bayang-bayang benda tersebut pun menjadi kecil kerena benda tersebut menjauhi titik sumber cahaya. Hal ini sesuai dengan sifat cahaya yang merambat merupakan garis lurus menyebar dari satu titik pusat cahaya, contoh sumber cahaya bola lampu, matahari, dan masih banyak sumber cahaya lainnya.
Rujukan
- ^ Lihat:
- ^ Lihat:
- "bayang-bayang". Kamus Dewan (ed. ke-4). Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia. Dicapai pada 1 Jun 2020 – melalui Pusat Rujukan Persuratan Melayu.
- "bayang-bayang". Kamus Besar Bahasa Indonesia Dalam Jaringan. Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Indonesia. Dicapai pada 21 Jun 2020.